_MATRIKULASI INSTITUT IBU PROFESIONAL BATCH #4_
π *BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR*π (Learning How to Learn)
Setelah malam ini kita mempelajari tentang “Learning How to Learn” maka kali ini kita akan praktek membuat *Design Pembelajaran* ala kita.
Kami tidak akan memandu banyak, mulailah mempraktekkan "learning how to learn" dalam membuat NHW #5.
Munculkan rasa ingin tahu bunda semua tentang apa itu design pembelajaran.
Bukan hasil sempurna yg kami harapkan, melainkan "proses" anda dalam mengerjakan NHW #5 ini yg perlu anda share kan ke teman-teman yg lain.
Selamat Berpikir, dan selamat menemukan hal baru dari proses belajar anda di NHW #5 ini.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
πππππππππππππ
Bismillahirrahmanirrahim.....
Setelah membaca materi ke 5 tentang belajar bagaimana caranya belajar, lagi lagi saya mengucap alhamdulillah karena saya masuk di IIP, setiap harinya saya mendapatkan ilmu dari fasilitator dan bunda-bunda hebat di IIP.
Pada NHW #5 ini ditugaskan untuk membuat "Design Pembelajaran", tentu nya menurut versi masing-masing bunda. Design Pembelajaran disusun untuk membantu sistem belajar anak, dimana proses belajar itu tahapan segera dan tahapan jangka panjang. Anak saya baru berumur 20 Bulan, cara belajar nya mungkin sangat lah susah karena bicara belum lancar, penalaran masih kurang dan belum bisa fokus untuk belajar. Oleh karena itu cara belajar nya mungkin berbeda dengan cara belajar anak yang sudah bisa berkomunikasi dengan lancar. Berikut design pembelajaran yang akan saya buat :
π 1. Belajar Hal Berbeda
*Menguatkan Iman
Membangun dan membentuk keimanan yang kuat pada anak saya adalah salah satu keinginan dan kurikulum terdepan yang akan saya dan suami tanamkan pada anak-anak kami.
Untuk anak saya saat ini mungkin sulit tapi saya akan mencoba dengan cara mengenalkan agama nya dan siapa pencipta Nya.Membiasakan mendengarkan melafazkan adzan, sholat wajib lima waktu, doa-doa, bertauhid, bersholawat dan mengaji. Sedikit demi sedikit saya akan mengajarkan cara pengucapan nya dan mempraktekkan nya.
Saya dan suami berharap anak anak kami nanti nya mempunyai iman yang kuat dan takut pada pencipta Nya. Karena di zaman sekarang pengaruh dari mana saja bisa terjadi bila tidak dibekali dengan iman yang kokoh.
*Menumbuhkan Karakter Baik
Saya dan suami selalu berusaha untuk mencontohkan yang baik pada anak kami. Seperti bertutur kata yang sopan, nada bicara yang lemah lembut, hormat kepada orang tua dan orang yang lebih tua, berbagi kasih sayang dengan keluarga, saling berbagi, dan selalu ramah pada siapa saja. Semoga dengan anak saya melihatnya dia dapat mencontoh untuk melakukannya.
*Menemukan passionnya (panggilan hatinya)
Saat ini untuk passion anak saya belum bisa terlihat dan ditanyakan. Yang saya lihat anak saya senang bernyanyi,berjoget,mempraktekkan sholat dan adzan. Bila anak saya sudah bisa terlihat passion nya saya akan memberikan ruang yang bebas dan memfasilitasi untuk dia mengembangkan passionnya, tidak aakan saya dan suami batasi.
π 2. Cara Belajar Berbeda
Saya dan suami tidak akan membatasi untuk anak mengetahui banyak hal. Mungkin dengan cara itu bisa membangun kreatifitas dan pemahaman anak saya. Saya ingin anak saya aktip dalam berpikir sehingga menjadi anak yang tidak hanya bisa menyerap tetapi bisa juga berkreasi dengan apa yang dia tahu. Tentu nya semua hal yang positif dan yang memang harus dia tahu sesuai dengan tingkatan usianya.
Menurut yang pernah saya baca "Ajarkan anak-anak untuk bertanya saat mereka sedang membaca dan menonton.ajarkan mereka untuk tidak takut bertanya mengenai segala hal #zina harrington.
π 3.Semangat Belajar Yang Berbeda
Seperti pepatah berikut *_Strategi Meninggikan Gunung bukan meratakan lembah_*
Maksudnya adalah dengan menggali kesukaan, hobby, passion, kelebihan, dan kecintaan anak-anak kita terhadap hal2 yg mereka minati dan kita sebagai orangtuanya mensupportnya semaksimal mungkin.
*Sebaliknya jangan meratakan lembah*
yaitu dengan menutupi kekurangannya,
Misalnya apabila anak kita tidak pandai matematika justru kita berusaha menjadikannya untuk menjadi pandai matematika dengan menambah porsi belajar matematikanya lebih sering (memberi les misalnya). Saya sangat setuju dengan pernyataan ini.
Strategi seperti itu juga yang akan saya lakukan untuk anak saya. Agar anak-anak nantinya menyukai dan mencintai ilmu yang mereka pelajari tanpa paksaan. Seperti contoh misalkan anak saya kurang di pelajaran matematika tetapi sangat bagus di pelajaran bahasa inggris, mungkin itulah kelebihan anak saya dan saya akan terus mengasah apa yang dia bisa tanpa saya membebani dengan pelajaran lain sesuai keinginan saya.
Dengan begitu anak saya akan belajar sesuai dengan kemauan dia tanpa ada paksaan. Sehingga dia senang melakukan nya tanpa beban dan saya juga tidak merasa bersalah karena harus memaksanya untuk belajar.
Bagi saya design proses pembelajaran pada anak usia dini seperti: Menciptakan suasana aman, nyaman, bersih dan menarik. Dengan lingkungan yang semacam ini maka anak-anak akan lebih mudah memahami pelajaran dengan suasana yang bebas. Karena Keadaan lingkungan sangatlah mempengaruhi motivasi anak dalam pembelajaran. Kita hanyalah sebagai fasilitator dalam sebuah proses pembelajaran untuk itu haruslah dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan dan menantang serta yang dapat mendorong kreativitas dan kemandirian anak. Diintegrasikan dengan kebutuhan anak juga yaitu Disesuaikan dengan tahap pertumbuhan fisik dan mental anak. Untuk itu dalam sebuah proses pendidikan perlu memperhatikan pertumbuhan anak melalui kepentingan dan kebutuhan yang terbaik dan sesuai buat anak.
Pembelajaran dalam AUD ini harusnya dilakukan dengan belajar sambil bermain, sesuai dengan psikologi anak usia ini yang membutuhkan permainan dan memang masa-masa inilah dimana anak butuh bermain dan bersenang-senang. namun harus diselingi dengan sebuah materi yang tidak memberatkan anak. Selain itu untuk menciptakan suasana yang menyenangkan kita harus menggunakan berbagai macam variasi terutama dalam menggunakan media. Media yang khusus dan cocok untuk anak seusianya dapat meliputi : cerita anak anak, Tanya jawab, bermain, bercerita, wisata alam, bernyanyi dan simulasi.
Perlu di ingat peran kita sebagai orang tua :
π¨π©π§π§Sebaga pemandu : usia 0-8 tahun.
π¨π©π§π§Sebagai teman bermain anak-anak kita : usia 9-16 tahun.
kalau tidak maka anak-anak akan menjauhi kita dan anak akan lebih dekat/percaya dengan temannya
π¨π©π§π§sebagai sahabat yang siap mendengarkan anak-anak kita : usia 17 tahun keatas.
Selamat belajar dan semoga kita bisa menjadi teman belajar yang menyenangkan untuk anak anak kita.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
*Menuntut ilmu adalah salah satu cara meningkatkan kemuliaan hidup kita, maka carilah dengan cara-cara yang mulia*
Ketua Kelas : Bunda Ina
Korming : Bunda Naqiyyah
Salam Ibu Profesional,
Aulia Yulita, Bandar Lampung
Kamis, 15 Juni 2017